Di forum internasional yang bergengsi, Markas PBB di New York, seorang anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari, yang dikenal dengan sapaan Pinka Haprani, lantang menyuarakan urgensi kesetaraan gender. Partisipasinya dalam sidang Komite Status Perempuan ini menegaskan komitmen Indonesia terhadap isu global yang krusial ini.

Sebagai anggota Komisi XI DPR, Pinka Haprani menekankan peran vital parlemen dalam mengawal legislasi dan alokasi anggaran. Menurutnya, kedua fungsi ini harus dioptimalkan untuk mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-5, yaitu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Agenda ini bukan hanya sekadar cita-cita, tetapi fondasi bagi masyarakat yang adil dan inklusif.

Dalam pidatonya, Pinka Haprani menggarisbawahi kontribusi monumental Raden Ajeng Kartini, pahlawan emansipasi wanita Indonesia. Semangat Kartini, menurutnya, harus terus menginspirasi perjuangan melawan berbagai tantangan yang masih menghambat terwujudnya kesetaraan gender secara menyeluruh. Tantangan-tantangan ini meliputi diskriminasi di berbagai bidang, kesenjangan upah, serta kurangnya representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan.

Sidang Komite Status Perempuan kali ini mengusung tema ‘Parlemen dan Beijing +30’. Tema ini merujuk pada peringatan 30 tahun Deklarasi dan Platform Aksi Beijing, sebuah tonggak penting dalam upaya global untuk memajukan hak-hak perempuan. Forum ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan pencapaian yang telah diraih, mengidentifikasi kesenjangan yang masih ada, dan merumuskan strategi baru untuk mempercepat kemajuan menuju kesetaraan gender. Data terbaru dari UN Women menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan, kesetaraan gender penuh masih jauh dari jangkauan, dan dibutuhkan upaya yang lebih intensif dan terkoordinasi dari semua pihak.

Partisipasi aktif Indonesia dalam forum-forum internasional seperti ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk mewujudkan kesetaraan gender, bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga global. Suara Pinka Haprani di PBB menjadi representasi dari aspirasi jutaan perempuan Indonesia yang menginginkan dunia yang lebih adil dan setara.