Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan keberhasilan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Jabodetabek. Operasi ini dilakukan dengan menyemai garam ke awan-awan potensial hujan, bertujuan untuk mengendalikan intensitas curah hujan.

Menurut BNPB, operasi TMC yang dijadwalkan berlangsung hingga 12 Januari, diharapkan dapat secara signifikan mengurangi risiko hujan lebat di kawasan Jabodetabek. Data terbaru menunjukkan bahwa intervensi cuaca ini memberikan dampak positif dalam menekan curah hujan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa sekitar 4 ton garam (NaCl) dan 1 ton kalsium oksida telah disemai selama operasi modifikasi cuaca yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 8 Maret di wilayah Jabodetabek. Penyemaian dilakukan menggunakan pesawat khusus, dengan target wilayah yang direkomendasikan oleh tim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BNPB mengonfirmasi bahwa pada hari Jumat, 7 Maret 2025, telah dilakukan lima sorti penerbangan dengan target wilayah di perairan Selatan Kabupaten Sukabumi. Dalam setiap penerbangan, dilakukan penyemaian garam sebanyak 1.000 kilogram ke wilayah DAS Citarum, Sumedang dengan 1.000 kilogram CaO, Waduk Saguling dengan 1.000 kilogram NaCl, dan perairan Utara Karawang dengan tambahan 1.000 kilogram NaCl.

Operasi OMC ini juga bertujuan untuk mempercepat penanganan darurat bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor di Provinsi Jawa Barat dan sekitarnya. BNPB menekankan bahwa teknologi modifikasi cuaca efektif dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana dan menjaga keseimbangan lingkungan.

BMKG sebelumnya telah merilis prakiraan cuaca yang menunjukkan potensi hujan dengan intensitas ringan di sebagian besar kota-kota di Indonesia pada siang hari, termasuk Serang, Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Ambon, Ternate, Jayapura, Pekanbaru, Palembang, dan Medan.

BNPB melakukan total delapan sorti penerbangan pada ketinggian 8.000 - 11.000 kaki di wilayah Jawa bagian barat. Penerbangan pertama dimulai pukul 03.00 WIB dan sorti terakhir berakhir pada pukul 22.30 WIB. Hasil dari operasi ini mempertegas bahwa teknologi modifikasi cuaca efektif dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana serta menjaga keseimbangan lingkungan.

BNPB berkomitmen untuk terus menerapkan berbagai strategi mitigasi guna melindungi masyarakat dari dampak cuaca ekstrem dan potensi bencana yang menyertainya. Operasi modifikasi cuaca menjadi salah satu upaya penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan dampaknya terhadap wilayah Indonesia.