Korupsi Digital SPBU Pertamina: KPK Sasar Eks Direktur Fasifik Cipta Solusi!

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami dugaan korupsi terkait proyek digitalisasi SPBU Pertamina periode 2018-2023. Pada tanggal 10 Maret 2025, Juru Bicara KPK, Tessa Mahardika, mengumumkan bahwa pemeriksaan saksi dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.

Sebelumnya, KPK telah menerbitkan surat perintah penyidikan (sprindik) pada September 2024. Kasus ini juga menyeret nama mantan Direktur Utama PT Pertamina periode 2009-2014, Karen Agustiawan.

Pada tanggal 9 Januari 2025, mantan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), telah dimintai keterangan sebagai saksi. Selain Ahok, beberapa pejabat PT Pertamina juga turut dipanggil untuk memberikan keterangan terkait kasus dugaan korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di PT Pertamina (Persero) tahun 2011-2021.

Tessa Mahardika menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap Edwin, Business Development Manager PT Pertamina, difokuskan pada kajian pengadaan LNG yang tidak pernah diberikan kepada Direktorat Investasi dan Manajemen Resiko (PIMR). Selain itu, DEKOM juga meminta direksi untuk mendalami enam kontrak LNG Pertamina.

Pada tanggal 21 Januari 2025, Tessa mengkonfirmasi bahwa sudah ada tersangka dalam kasus ini. KPK juga mendalami potensi kerugian yang dialami Pertamina di tahun 2020, yang diperkirakan mencapai USD 337 juta akibat kontrak-kontrak LNG.

Dua saksi lainnya, Dody Setiawan dan Nanang Untung, diperiksa terkait transaksi penjualan LNG dan proses pembeliannya di tahun 2012. Ahok sendiri menyatakan bahwa ini bukan pertama kalinya ia dipanggil sebagai saksi, sebelumnya ia juga memberikan keterangan dalam kasus yang melibatkan Karen Agustiawan.

Kasus ini menjadi sorotan publik, mengingat pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan BUMN seperti Pertamina. KPK diharapkan dapat mengungkap seluruh fakta dan menyeret pelaku korupsi ke pengadilan.

Tabel Daftar Saksi yang Diperiksa KPK (Januari - Maret 2025)