Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada Kamis, 13 Maret 2025, mendapatkan respons cepat dari berbagai pihak. Kementerian Sosial RI (Kemensos), melalui Dinas Sosial dan Taruna Siaga Bencana (Tagana), bergerak cepat menyalurkan bantuan untuk meringankan beban masyarakat terdampak.

Bantuan yang disalurkan Kemensos berasal dari gudang Sentra Insyaf Medan, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban bencana. Prioritas utama adalah memastikan ketersediaan pangan, air bersih, dan tempat tinggal sementara bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Menurut Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Masryani Mansyur, tim Dinas Sosial dan Tagana telah melakukan evakuasi warga ke lokasi yang lebih aman. Seiring dengan surutnya banjir di beberapa wilayah, warga mulai bergotong royong membersihkan rumah mereka.

Selain bantuan logistik, Dinas Sosial setempat juga memberikan santunan kepada keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat bencana. Hal ini diharapkan dapat membantu meringankan beban finansial mereka dalam memperbaiki tempat tinggal.

Perusahaan tambang emas, AR Martabe Gold Mine, turut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan bencana dengan mendistribusikan 2.500 paket sembako kepada para korban. Kontribusi dari sektor swasta ini sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat.

Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang melanda Tapanuli Selatan pada malam sebelumnya. Luapan Sungai Batang Angkola menyebabkan banjir di Kecamatan Angkola Muaratais, Batang Angkola, dan Sayur Matinggi. Data menunjukkan sekitar 400 hektare lahan persawahan terendam banjir, mengancam mata pencaharian petani setempat.

Untuk mendukung para penyintas, dapur umum, posko pengungsian, dan posko kesehatan didirikan di Desa Bange, Kecamatan Sayur Matinggi. Posko-posko ini menyediakan makanan siap saji, tempat berlindung sementara, dan layanan kesehatan bagi warga yang membutuhkan.

Meskipun Pemerintah Daerah setempat belum menetapkan status darurat bencana, koordinasi intensif terus dilakukan antara berbagai pihak untuk memastikan kebutuhan masyarakat terdampak terpenuhi. Kemensos terus memantau perkembangan situasi dan siap memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.

Berdasarkan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor semakin sering terjadi di Indonesia akibat perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, upaya mitigasi dan adaptasi terhadap bencana perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan.