Menjelang libur Lebaran dan Cengbeng di tahun 2025, antusiasme masyarakat untuk mudik menggunakan transportasi udara mengalami peningkatan signifikan. Hal ini terlihat dari tingkat keterisian kursi pesawat rute Jakarta (CGK) menuju Pangkalpinang (PGK) yang sudah mencapai di atas 80% sejak tanggal 21 Maret.

Station Manager Garuda Pangkalpinang, Albian Aprio Sando, menyatakan bahwa tingginya permintaan ini mendorong penambahan jadwal penerbangan. Senada dengan hal tersebut, District Manager Sriwijaya Air Pangkalpinang, Kian Se, mengungkapkan bahwa tiket penerbangan Sriwijaya Air rute Jakarta-Pangkalpinang untuk periode 25-30 Maret 2025 bahkan sudah fully booked.

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, Sriwijaya Air menambah penerbangan ekstra mulai 23 Maret hingga 13 April 2025. Garuda Indonesia juga melakukan penambahan jadwal penerbangan untuk rute yang sama. Langkah ini diambil untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang ingin merayakan hari raya bersama keluarga di kampung halaman.

Salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan jumlah pemudik adalah pemberian diskon tiket pesawat kelas ekonomi sebesar 13% hingga 14% oleh pemerintah selama masa Angkutan Lebaran 2025. Diskon ini dinilai sangat membantu masyarakat yang ingin mudik dengan biaya yang lebih terjangkau.

Kian Se dari Sriwijaya Air memprediksi bahwa jumlah penumpang tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, berkat adanya diskon tiket pesawat. Diskon ini menjadi insentif bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik.

Selain itu, keberadaan pos pantau juga menjadi perhatian penting untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama periode mudik. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan pihak terkait dalam memberikan pelayanan yang aman dan nyaman bagi para pemudik.

Fakta Terbaru: Meskipun antusiasme mudik tinggi, penting untuk dicatat bahwa kondisi ekonomi global, seperti yang tercermin dalam penurunan peringkat saham dan obligasi Indonesia oleh Goldman Sachs, dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan pola perjalanan di masa depan. Oleh karena itu, maskapai penerbangan dan pihak terkait perlu terus memantau perkembangan ekonomi dan menyesuaikan strategi mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar yang dinamis.