Jakarta, 16 Mei 2024 - Budiman Sudjatmiko, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), menyoroti krusialnya isu perubahan iklim sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di masa depan. Beliau menekankan bahwa kesadaran ekologis masyarakat akan mendorong lahirnya industri-industri yang beroperasi dengan prinsip ramah lingkungan.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan di Jakarta pada hari Selasa, Budiman Sudjatmiko menjelaskan bahwa perubahan iklim memiliki dampak signifikan terhadap hak-hak masyarakat, kondisi alam, dan keberlangsungan hidup manusia. Ia menggarisbawahi adanya sembilan hak masyarakat yang perlu dipertimbangkan ketika sebuah negara menjadikan isu perubahan iklim sebagai landasan pembentukan ekonominya.
Lebih lanjut, Budiman Sudjatmiko menyoroti tiga isu utama dalam konteks perubahan iklim, yaitu dekarbonisasi, reforestasi, dan ketahanan konsumsi. Reforestasi dipandang sebagai upaya membangun ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sementara dekarbonisasi menekankan pentingnya industri untuk beroperasi secara ramah lingkungan.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara Global Network Week yang bertajuk Peran Bisnis dalam Membantu Memecahkan Krisis Iklim Global. Budiman Sudjatmiko berharap bahwa kesadaran akan kekayaan hayati Indonesia, yang menduduki peringkat pertama di dunia jika dihitung dari air dan daratannya, akan mendorong industri untuk tidak lagi bersifat destruktif.
Untuk menjawab tantangan pemanasan global, Budiman Sudjatmiko menekankan perlunya pengembangan teknologi yang memungkinkan manusia untuk bertahan hidup. Ia juga menambahkan bahwa Indonesia perlu membangun ekosistem yang mendukung perkembangan teknologi tersebut. Dengan mengatasi tantangan pemanasan global, hak-hak masyarakat akan terpenuhi.
Tantangan Utama:
- Dekarbonisasi
- Reforestasi
- Ketahanan Konsumsi
Kesimpulan: Perubahan iklim adalah isu krusial yang perlu diatasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan memenuhi hak-hak masyarakat.
Comments