Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada 17 Maret 2025. Erupsi kali ini memicu kolom abu setinggi sekitar 800 meter dari puncak, memaksa pihak berwenang untuk mempertahankan status waspada pada level II.

Menurut laporan terkini, zona berbahaya telah ditetapkan dalam radius 3 kilometer dari kawah aktif. Masyarakat diimbau untuk menjauhi area tersebut demi keselamatan. Erupsi yang terjadi pada pukul 11:20 WIB ini menghasilkan kolom abu berwarna kelabu tebal yang terpantau mengarah ke barat laut.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau perkembangan situasi Gunung Marapi secara intensif. Data seismik menunjukkan amplitudo maksimum erupsi mencapai 32 milimeter dengan durasi sekitar 34 detik. Aktivitas vulkanik yang meningkat ini menjadi perhatian serius, mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan.

Erupsi Gunung Marapi ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam. Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung berapi di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Barat, perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Simulasi evakuasi dan pemahaman tentang jalur evakuasi menjadi krusial untuk mengurangi risiko jika terjadi erupsi yang lebih besar.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa erupsi Gunung Marapi ini bukan kejadian yang terisolasi. Aktivitas vulkanik di Indonesia, yang terletak di Cincin Api Pasifik, memang cukup tinggi. Oleh karena itu, pemantauan dan mitigasi bencana menjadi prioritas utama untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk erupsi gunung berapi. Informasi lebih lanjut mengenai perkembangan situasi Gunung Marapi dapat diakses melalui sumber-sumber informasi resmi seperti PVMBG dan media terpercaya seperti Liputan6.com.