Jepang berencana memperkuat pertahanannya dengan menempatkan rudal jarak jauh di pulau Kyushu, sebuah langkah strategis untuk mengamankan wilayah selatan negara tersebut. Keputusan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran akan ancaman dari negara tetangga, khususnya Korea Utara dan China.
Rudal-rudal ini, dengan jangkauan sekitar 1.000 km, akan mampu menjangkau target di Korea Utara dan wilayah pesisir China. Penempatan ini juga bertujuan untuk memperkuat pertahanan gugus pulau Okinawa, yang memiliki nilai strategis penting. Dua pangkalan Pasukan Bela Diri Darat (GSDF), Camp Yufuin di Oita dan Camp Kengun di Kumamoto, keduanya di Kyushu, menjadi kandidat lokasi penempatan rudal baru tersebut. Kedua lokasi ini sudah memiliki baterai rudal.
Sistem senjata yang akan digunakan merupakan versi modern dari rudal berpemandu darat-ke-kapal Tipe-12 milik GSDF. Peningkatan kemampuan pertahanan ini merupakan bagian dari strategi Jepang untuk mengembangkan kemampuan serangan balik jika diserang. Langkah ini juga dipandang sebagai upaya untuk memperkuat hubungan keamanan antara Jepang dan Amerika Serikat.
Yoichi Shimada, profesor emeritus di Universitas Prefektur Fukui, berpendapat bahwa tindakan proaktif seperti meningkatkan sistem rudal akan memperkuat hubungan AS-Jepang. Hal ini juga merespon tuntutan dari pemerintahan Trump sebelumnya untuk pengaturan pertahanan timbal balik dengan Jepang.
Namun, beberapa pihak di Jepang khawatir tentang komitmen pemerintahan AS untuk menghormati perjanjian yang telah lama berlaku. Robert Dujarric dari Temple University di Tokyo, menyatakan bahwa ketidakpastian ini dapat memicu perdebatan mengenai opsi lain, termasuk potensi pengembangan senjata nuklir oleh Jepang, meskipun hal ini dianggap tabu sejak Perang Dunia II.
Perjanjian keamanan Jepang-AS pertama kali ditandatangani pada tahun 1951, saat Jepang masih diduduki oleh pasukan AS. Pasal 9 konstitusi pasifis Jepang membatasi kemampuan negara tersebut untuk melakukan tindakan militer, sebuah ketentuan yang diberlakukan oleh Washington setelah Perang Dunia II. Meskipun demikian, Jepang secara bertahap meningkatkan kemampuan pertahanannya dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan perubahan lanskap keamanan regional.
Penempatan rudal jarak jauh ini menandai langkah signifikan dalam upaya Jepang untuk meningkatkan keamanan nasionalnya di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Asia Timur. Langkah ini juga mencerminkan pergeseran dalam kebijakan pertahanan Jepang, yang semakin proaktif dalam menghadapi ancaman yang dirasakan.
Comments