Eropa kini tengah berupaya mengurangi ketergantungan pada industri pertahanan Amerika Serikat, sebuah langkah yang didorong oleh perubahan lanskap geopolitik dan kekhawatiran tentang keandalan AS sebagai sekutu.
Menurut laporan dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Amerika Serikat masih menjadi eksportir senjata terbesar di dunia, menguasai 43% pasar global dalam empat tahun terakhir. Namun, para pemimpin Eropa semakin gencar mencari alternatif untuk teknologi dan peralatan militer AS.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, secara terbuka menyerukan kepada negara-negara Eropa untuk memprioritaskan pembelian teknologi pertahanan dari perusahaan-perusahaan Eropa. Ia berupaya meyakinkan sekutu-sekutunya untuk mengalihkan anggaran mereka dari produk-produk Amerika ke teknologi kontinental.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, juga telah mengumumkan rencana untuk mengalokasikan dana hingga US$870 miliar untuk pertahanan di Uni Eropa. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat industri pertahanan Eropa dan mengurangi ketergantungan pada impor senjata.
Salah satu area fokus utama adalah mencari alternatif untuk Starlink, konstelasi satelit internet milik SpaceX, perusahaan milik Elon Musk. Starlink telah memainkan peran penting dalam mendukung komunikasi di Ukraina, tetapi para pejabat Eropa ingin mengembangkan sistem satelit independen mereka sendiri.
Meskipun hubungan pasokan senjata trans-Atlantik telah terjalin lama, kekhawatiran tentang kebijakan luar negeri AS dan potensi ketidakpastian di masa depan mendorong Eropa untuk berinvestasi dalam kemampuan pertahanan mandiri. Langkah ini mencerminkan perubahan signifikan dalam dinamika hubungan antara Eropa dan Amerika Serikat.
Namun, transisi ini tidak akan mudah. Banyak peralatan Eropa masih bergantung pada suku cadang dari perusahaan AS, dan AS secara historis menyediakan peralatan penting seperti logistik, pengangkutan berat, intelijen, dan pengintaian satelit. Mengembangkan kemampuan ini secara mandiri akan membutuhkan investasi besar dan waktu.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dan pemimpin Eropa lainnya berusaha untuk menyeimbangkan antara menjaga hubungan dengan AS dan mendukung upaya Eropa untuk berdiri sendiri dalam hal pertahanan. Masa depan hubungan trans-Atlantik akan bergantung pada bagaimana Eropa menavigasi tantangan ini.
Perkembangan ini menandai era baru dalam kebijakan pertahanan Eropa, di mana kemandirian dan ketahanan menjadi prioritas utama.
Comments